Selasa, 20 Maret 2012

"Ghalib Nursery"
 
Tanamkan kecintaan pada alam di usia dini
 "GHALIB NURSERY"
"Kerja Keras awal kesuksesan"
 Salah satu persemaian/pembibitan milik petani di Desa Puty Kec. Bua Luwu, Sul-Sel di bawah binaan Fakultas Kehutanan Universitas Andi Djemma Palopo.

Teliti, cermati, dan analisis, ciri anak ilmiah

Ceria, semangat, Sukses kau genggam!
Saat ini intens mendampingi masyarakat dalam memecahkan permasalahan seputar perkecambahan benih jabon, dan permaslahan pada  pertumbuhan bibit jabon dan tanaman kehutanan lainnya.
Pantang menyerah, Insya Allah Berkah

Terpancar tatapan optimis

Penaburan pd kotak kayu

Penaburan pada kotak plastik
 Selain mengkaji permasalahan yang ada, Fakultas Kehutanan juga memberi motifasi bahwa, bidang kehutanan adalah bisnis yang sangat potensial.

Mengenal biji jabon lebih dekat

Penanganan biji jabon
GN bersama Fakultas Kehutanan Unanda, bersedia menjadi wadah konsultasi bagi seluruh masyarakat yang ingin mengetahui teknik budidaya berbagai tanaman kehutanan. Ingin mencoba? silakan berkunjung ke Ghalib Nursery atau ke Fakultas Kehutanan Universitas Andi Djemma Palopo atau konsultasi via e-mail atau blog forest unanda.

Senin, 12 Maret 2012

IbM KPPHM


foto: Mahasiswa Fakultas Kehutanan bersama KPPHM melaksanakan penanaman di hutan Mangrove Desa Raja Kecamatan Bua Kab. Luwu Sulawesi Selatan.


                UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO



LESTARIKAN MANGROVE  BERSAMA KPPHM
Oleh: Yumna
Pemanasan global (Global warming) adalah issu masyarakat global yang tak boleh dibiarkan. Sekecil apapun peran kita, jauh lebih berarti ketimbang diam dan meratapi dampak yang telah terjadi. Demikian yang menjadi motivasi Fakultas Kehutanan Universitas Andi Djemma Palopo untuk ikut ambil bagian dalam menciptakan ekosistem yang seimbang. 
Melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) Universitas Andi Djemma Palopo dan difasilitasi oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (DP2M) DIKTI, membuat terobosan baru yang dikenal dengan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Kelompok Pemuda Pelestari Hutan Mangrove (KPPHM) yang berlokasi di Desa Raja Kecamatan Bua Kabupaten Luwu. Lokasi tersebut terletak sekitar 385 km dari Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan dan merupakan daerah pesisir dengan tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi dengat berbagai macam aktivitas manusia.
Realita yang ada, dimana jarak antara pemukiman atau pusat aktivitas darat masyarakat termasuk tambak, dengan laut nyaris tidak ada. Artinya, keberadaan hutan mangrove dengan segala fungsinya sudah tidak ada dan ancaman terhadap kehidupan manusia itu sendiri baik yang ada di lingkungan sekitar pantai maupun lingkungan dunia adalah sebuah konsekuensi.

Program IbM KPPHM
Program Ipteks bagi masyarakat tentang pelestarian hutan mangrove berangkat dari sebuah pengamatan terhadap fenomena yang ada dimana sebagian masyarakat di daerah pesisir yaitu tepatnya di Desa Raja Kecamatan Bua, memahami pentingnya hutan mangrove dan memiliki keinginan untuk melestarikan, sebagian juga belum memahami manfaat di balik hutan mangrove, dan yang lebih memprihatinkan adalah bagian masyarakat yang tidak memahami dan melakukan pengrusakan terhadap hutan mangrove. Fenomena tersebut, dapat menjadi pemicu konflik antara masyarakat yang berkeinginan melestarikan hutan mangrove dan masyarakat yang merusak hutan mangrove.
Kehadiran program IbM KPPHM berupaya menjadi wadah solusi bagi persoalan yang ada. Program IbM KPPHM dirancang untuk tiga sasaran yaitu kelola kawasan, kelola lembaga, dan kelola usaha. Kelola kawasan dilatarbelakangi oleh kondisi hutan mangrove yang telah rusak dan perlu aksi konkrit penanganan dalam bentuk rehabilitasi. Dan ditetapkanlah demplot untuk penanaman. Kelola lembaga melalui lembaga kelompok pemuda yaitu Kelompok Pemuda Pelestari Hutan Mangrove (KPPHM) Desa Raja, dipandang perlu untuk dilakukan mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan baik dalam mengelola sumber daya alam (hutan mangrove) maupun mengelola organisasinya sehingga memiliki kekuatan di tengah masyarakat umum dalam menjalankan fungsinya. Dan kelola usaha yaitu menghidupkan dan mengoptimalkan usaha produktif masyarakat tanpa harus merongrong eksistensi hutan mangrove. Disadari, penyebab utama kerusakan hutan mangrove adalah dorongan ekonomi masyarakat yang senantiasa mengharapkan penghidupan yang lebih layak, dan hutan mangrove menjadi salah satu sasaran sumber penghidupan tersebut.

Agroforestry


Pertimbangan Masyarakat dalam Memilih Jenis Komponen Agroforestry Kebun Campuran Di Tondon Nanggala Kabupaten Tana Toraja


Consideration of Society in Choosing Component Type of Mixture Garden Agroforestry in Tondon Nanggala, Kabupaten Tana Toraja

Oleh/By :
Yumna

Faculty of Forestry, Andi Djemma University

Abstract

This research was aimed to know the agroforestry system form, structure, composition and biodiversity and consideration in choosing component type of agroforestry system. This research had been conducted in Maret up to Juny 2011 in Tondon Naggala Subsdistrict, Tana Toraja Regency.
The results of the research showed that the form of agroforestry system that is developed by society is agrisilviculture and agrosilvopasture with cultivating pattern in irregular. Amount of species and variety of type were different in the different altitude and in the altitude of 900-1,000 m MSL had highest amount of species and biodiversity. Vertical structure and composing species showed that there is a similarity of the three different altitudes those are uru, buanging, sengon, suren, durian, mahoni in stratum A; sugar palm, Coral tree  (dadap), clove plant, jackfruit, jati putih tree in stratum B; coffee, cocoa, vanilla in stratum C; cassava, yam, taro, tomato and ginger family in the lowest stratum. The used main consideration by society in selecting type were economical factor (for sale and self consumption) but it also consider ecological factor/silviculture (easy for cultivating and maintaining as shelter trees), and social culture (for building material of house and handicraft, and the family influence).

Key woerds: agroforestry system, biodiversity, structure and composition.   
 

RHL DAS Saddang


Dinamika Kelompok Tani pada Kegiatan Rehabilitasi
Hutan dan Lahan DAS Sa’dan (Studi Kasus di  Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Toraja )


By: Yumna
Dosen Universitas Andi Djemma Palopo

Abstract
The research was aimed to  know the dynamics and relation of dynamics element of Group Farmer RHL and see the dynamics comparison between group by using indicator eight element of group dynamics.

Data intake was conducted by doing circumstantial interviewed by using questionnaire, group of farmer selected sample by as much 24, where each lot farmer selected again three people of farmer  respondent and also data obtained to be analysed by dekriptif and quantitative. Dynamics element having an effect on grouping of farmer RHL is target and group structure. For the element of group target, better agriculture farmer group from at forestry, while element of group structure, forestry own the better structure from agriculture. element of Function and group duty, construction and group development, group solidarity, group atmosphere, pressure of grouping, and group effectivity do not show the existence of difference to group dynamics

Keyword : Eigh dynamics element