PENGELOLAAN TERPADU DAS SADDANG
Oleh; Yumna, S.P., M.P.
Beberapa poin penting yang akan
menjadi kunci sukses dalam pengelolaan DAS Saddang sebagai
berikut :
1.
Pelibatan masyarakat sejak dini dalam
kegiatan perencanaan menjadi kunci keberlangsungan projek rehabilitasi
sehingga dari awal tergambar dengan jelas tangungjawab dan peran masing-masing
pihak, sehingga Partisipasi Rural Apraisal (PRA) pada desa-desa terpilih menjadi
kunci dalam implementasi proyek rehabilitasi
2.
Pendekatan bersifat persuasif karena
banyak permasalahan yang terkait lahan milik
3.
Permasalahan di dalam kawasan
hutan diselesaikan secara struktural
internal Departemen Kehutanan dan pelibatan masayarkat yang tergabung dalam LMDH
4.
Pendekatan rehabilitasi DAS harus
didasari dengan program-program untuk meningkatkan/menciptakan pendapatan masyarakat (income generating)
5.
Kepemimpinan dan dorongan politik
menjadi penentu keberhasilan kegiatan ini dilapangan sehingga diperlukan leadership yang kuat dari Bupati, kepala
dinas terkait, BPDAS, Perhutani untuk sama-sama mendorong pelaksanaan secara
menyeluruh dan memahami tangung jawab masing-masing dengan mengedepankan
fungsional dibanding kewenangan yang
dimiliki
6.
Rencana yang disusun disepakati
sebagai rencana bersama sehingga dalam
pelaksanaanya ada sinergi dan koherensi yang meliputi penilaian, pelaksanaan kegiatan RHL dan
sosial kelembagaan, monitoring dan evaluasi serta dukungan pendanaan untuk
keberlangsungan kegiatan pengelolaan DAS Saddang.
- Jumlah arahan untuk lokasi Hutan Kemasyarakatan (HKm) di wilayah DAS Saddang seluas 1.978 ha.
- Jumlah arahan untuk lokasi Hutan Tanaman Rakyat seluas 3.113 ha.
- Jumlah arahan untuk lokasi Penghijauan dan Reboisasi di wilayah DAS Saddang seluas 397.297 ha.
- Jumlah arahan untuk lokasi Kanan Kiri Sungai di wilayah DAS Saddang seluas 1.673 ha.
- Biaya yang dibutuhkan untuk pengelolaan DAS Saddang selama 5 tahun sebesar Rp. 4.369.906.023.150 yang terbagi menjadi berbagai kegiatan RHL dan sosial kelembagaan yang direkomendasikan.
- Skenario belanja konservasi bertahap merupakan skenario yang lebih realistis untuk implementasi. Skenario ini memungkinkan pemantauan apakah tindakan konservasi yang dilaksanakan bekerja dengan efektif dan sesuai dengan harapan.
7.
Ada keberlanjutan kebijakan jangka
panjang yang tidak terpengaruh oleh pergantian personil di lembaga pemangku kepentingan (menjaga tidak terjadi time in consistensi)
8.
Penyadaran publik tentang pola
penggunaan lahan yang lestari, ramah lingkungan dan secara ekonomi
menguntungkan perlu mendapat dukungan yang nyata sehingga penyuluhan dan
penyadaran serta perubahan nilai di
masyarakat menjadi kunci dalam pelaksanaan program
9. Model-model demplot dan Model
pendekatan DAS mikro (Sub DAS) diperlukan sebagai contoh untuk direplikasi oleh petani
10.
Perlu pendampingan dan pelatihan
dengan melibatkan perguruan tinggi dalam mendampingi pemda dan masyarakat
menjadi salah satu faktor keberhasilan
kegiatan
11. Perlu dibentuk Komisi
Pengendali DAS Saddang yang beranggotakan seluruh perwakilan pemangku kepentingan, yang
berfungsi untuk merumuskan pengelolaan DAS
Saddang
terpadu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar